Selasa, 11 November 2008

Suku Aceh

Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung utara pulau Sumatra. Mereka beragama Islam. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Campa.

Riwayat Nama Aceh

Tentang nama aceh, sebuah dongengan yang sudah banyak diketahui oleh umum menceritakan sebagai berikut:

Sekali peristiwa ada seorang puteri Hindustan hilang dicari-cari oleh saudaranya hingga sampai ke pulau Sumatera. Sesampainya di Aceh tiba-tiba si saudara menjumpai puteri itu. Kepada penduduk lalu dijelaskannya bahwa puteri tersebut adalah “aci”-nya yaitu adiknya. Karena puteri itu berkelakuan baik dan terhormat, penduduk meyakininya keturunan bangsawan juga. Atas mufakat penduduk, puteri ini diangkat menjadi ratu (raja) mereka. Untuk menamai negeri yang baru dibangun ini disebut sajalah “Aci”, diambil dari perkataan yang mula-mula terdengar diucapkan oleh saudaranya. Demikian selanjutnya sebutan “Aci” itu lama kelamaan berubah menjadi “Aceh”.

Lain kisah, menurut Valentijn (1688), Aceh asalnya dari “Acai”, juga istilah Hindustani, yang artinya cantik. Menurut dongeng itu istilah ini acap kali diucapkan oleh pengunjung-pengunjung India dari hindustani. Ketika mereka tiba di Aceh, mereka menyaksikan indahnya pemandangan dari kapal. Dengan kekaguman mereka terhamburlah ucapan “Acai”, “Acai”. Karenanya mereka menyebut negeri itu Acai, tanah Acai dan akirnya menjadi tanah Aceh, artinya tanah indah.

Lain lagi ada pula yang menyebut bahwa Aceh asalnya “Acas”, disebut menurut lidah Minangkabau.

Veltman ketika membicarakan asal nama Aceh dari “Aci” (adik) mencari kemungkinan dari petunjuk sejarah. Ma‘ruf Syah (raja Pidie) setelah mengalahkan Lamuri (Daru’l-Kamal) mengizinkan kakaknya menjadi raja atas namanya, tapi hanya dalam nama saja. Menurut katanya moyang Ma‘ruf Syah berasal dari India. Berhubung karena kepada perempuan tidak bisa diserahi tampil menjalankan pemerintahan, itulah sebabnya si kakak hanya memerintah dalam nama saja, sedangkan yang menjalankan sehari-hari adalh putera kakanya itu sendiri, Syamsu Syah. Dari sini timbul sebutan “Aci”. Syamsu syah adalah anak Munawar Syah. Tapi sebagai ternyata dari cerita di atas, mengenai soal nama itu adalah hanya cerita-cerita. Kepastiannya tidak ada. Begitupun tentu tidak janggal untuk membenarkan terjadinya nama “Aci” seperti yang diceritakan di atas, yakni “adik”, atau tidak pula janggal jika hendak disebut bahwa asal nama “Aci” adalah indah, mengingat indahnya pantai Aceh bila ditatap dari laut. Banyak nama-nama negeri, desa, pulau dan lain-lain di negeri kita terjadi karena suatu peristiwa kebetulan. Hanya sedikit nama-nama yang secara bersungguh dipikirkan dan dicari.


Tokoh-tokoh dari Suku Aceh

Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia.

Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras Hakka, Hokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ini yang punya situs orang minang atau orang madura??? he..he...he...

populasi melayu tersebar di sumatera dan kalimantan kok gak di hitung, melayu terbesar ke 3 populasi kurang lebih 30 jt jiwa 15 jt di antaranya ada di malaysia selain brunai,singpura & thailand penduduk melayu di indonesia terbesar ke 2 stelah malaysia kurang lebih 10 jt jiwa(sumatera dan kalimantan), kalo minang banyak jualan kaki 5 makanya di kenal orang,tapi kalo batak,melayu,aceh,bugis,bali banyak petani sama nelayan kalo gak di pemerintahan makanya nggak di kenal orang. sorry kalo kata2 saya ada yang tersinggung tapi itu fakta lapangan.

william yusuf
acehnese
baru menyelesaikan study di Harvard University,Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
saya tertarik untuk mencari tau banyak tentang kebudayaan dan suku di indonesia.

"Anak Muda Indonesia Jangan Mau Bugil Didepan Kamera"